Kamis, 07 Mei 2009

web 2.0

Web 2.0 telah menjadi perhatian publik sejak tahun 2004, tetapi Web 2.0 belum begitu familier bagi pengguna internet. Banyak yang beranggapan bahwa Web 2.0 disebut sebagai step atau tahapan kedua dari perkembangan web yang telah berkembang saat ini. Untuk mengikuti trend ini pengguna (client) tidak perlu khawatir karena tidak ada satupun teknologi di sisi pengguna (client) yang perlu di-upgrade untuk dapat mengakses web tersebut. Perkembangan yang lebih ditekankan dalam web 2.0 adalah perubahan cara berpikir dalam menyajikan konten dan tampilan di dalam sebuah website. Web 2.0 masih belum secara utuh diformulasikan sampai hari ini, ada pihak yang mengatakan bahwa Web 2.0 lebih menekankan pada social network atau jalinan sosial antara penggunanya seperti yang telah kita lihat selama ini dalam dunia Blog (Ridwan Sanjaya). Dengan adanya RSS didalam Blog, informasi-informasi di dalam sebuah Blog dimungkinkan dapat diadaptasi, dikoleksi, dan di-share untuk menjadi bagian dari Blog lainnya.

Namun O�??Reilly dan MediaLive International menekankan bahwa Web 2.0 merupakan sebuah platform bagi aplikasi. Mereka mendeskripsikan hal ini sebagai sebuah software yang berjalan melalui media internet dengan bantuan web browser dan tidak perlu diinstalasi terlebih dahulu seperti software pada umumnya kita gunakan sehari-hari. Bahkan konsep mengenai sistem operasi di dalam web juga masuk dalam definisi tersebut di dalam konferensi Web 2.0 pada tahun 2005.
Ajax merupakan sebuah trend baru dalam perkembangan Web 2.0. Beberapa praktisi internet telah mengenal kemampuan tersebut dalam Ajax (Asynchorous Javascript and XML), yang menggabungkan teknologi HTML, CSS, Javascript, dan XML dalam menciptakan aplikasi website yang dinamis. Dengan menggunakan Ajax memungkinkan penghematan bandwith dan membuat halaman web lebih responsif karena adanya pemisahan antara data, format, style dan fungsi.Dukungan AJAX yang menggabungkan HTML, CSS, Javascript, dan XML pada Yahoo!Mail Beta dan Gmail membuat pengguna merasakan nilai lebih dari sekedar situs penyedia e-mail. Kombinasi media komunikasi seperti Instant Messenger (IM) dan Voice over IP (VoIP) akan semakin memperkuat karakter Web 2.0 di dalam situs tersebut. Menurut Wikipedia, yang menjadi kunci perbedaan dalam Web 2.0 dan Web 1.0 adalah keterbatasan pada Web 1.0 yang mengharuskan pengguna internet untuk datang ke dalam website tersebut dan melihat satu persatu konten didalamnya. Sedangkan Web 2.0 memungkinkan pengguna internet dapat melihat konten suatu website tanpa harus berkunjung ke alamat situs yang bersangkutan. Selain itu, kemampuan Web 2.0 dalam melakukan aktivitas drag and drop, auto complete, chat, dan voice seperti layaknya aplikasi desktop, bahkan berlaku seperti sistem operasi, dengan menggunakan dukungan Ajax atau berbagai plug-in (API) yang ada di internet. Hal tersebut akan merubah paradigma pengembang sofware dari distribusi produk menjadi distribusi layanan. Sedangkan karakter lainnya, kolaborasi dan partisipasi pengguna, ikut membantu memperkuat perbedaan pada Web 2.0. Suatu website dapat saja memasukkan beberapa bahkan tujuh karakter Web 2.0 di dalam situs yang dibangunnya. Semakin banyak karakter yang masuk kedalam website tersebut, suatu situs akan mendekati Web 2.0. Yang terpenting bukanlah klaim sebagai Web 2.0, namun mampukah dampak perkembangan tersebut menjembatani pengguna internet dengan kepentingan antara user dan provider? Mampukah perkembangan tersebut berdampak pada dunia akademik Unnes, yang saat ini teknologi Ajax telah diterapkan di Sikadu Unnes meskipun belum semua orang mengetahuinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar